Cara Menggambar Pondasi

Cara Menggambar Pondasi-Hallo sobat,, jumpa lagi ni sama mimin alias admin,kali ini kita akan membahas ''Cara Menggambar Pondasi'' di artikel kali ini membahas masalah pondasi,dari segi definisi nya,jenis-jenis pondasi dan cara menghitung pondasi serta macam-macam pondasi.. 


A. DAYA DUKUNG TANAH
 
Sebuah bangunan tidak dapat berdiri begitu saja didirikan langsung di atas permukaan tanah,
untuk itu diperlukan adanya struktur bangunan bawah yang disebut PONDASI. Pondasi
adalah bagian dari bangunan yang berfungsi mendukung seluruh berat dari bangunan dan
meneruskannya ke tanah di bawahnya. 
 
Untuk membuat pondasi diperlukan pekerjaan galian tanah. Pada umumnya lapisan tanah
dipermukaan setebal ± 50 cm adalah lapisan tanah humus yang sangat labil dan tidak
mempunyai daya dukung yang baik. Oleh karena itu dasar pondasi tidak boleh diletakkan
pada lapisan tanah humus ini. Untuk menjamin kestabilan pondasi dan memperoleh daya
dukung tanah yang cukup besar, maka dasar pondasi harus diletakkan pada kedalaman lebih
dari 50 cm dari permukaan tanah sampai mencapai lapisan tanah asli yang keras. Lebar galian
tanah untuk memasang pondasi dibuat secukupnya saja asal sudah dapat untuk memasang
pondasi, karena tanah yang sudah terusik sama sekali akan berubah baik sifatnya maupun
kekuatannya. 
Seperti sebuah pensil kalau ujung yang lancip ditekan pada telapak tangan akan terasa sakit
dan lebih mudah masuk ke dalam daging. Sebaliknya pada pangkal yang tumpul tidak akan
terasa sakit dan tidak mudah masuk ke dalam daging. Hal ini berlaku juga pada pondasi, bila
dasar pondasi lebarnya tidak memenuhi syarat, maka daya dukung bangunannya hanya kecil
dan lebih mudah amblas ke dalam lapisan tanah di bawahnya. Dengan kata lain makin berat
beban bangunan yang harus didukung, makin besar pula daya dukung tanah yang diperlukan
dan makin besar pula dasar pondasinya.

Beberapa syarat untuk pekerjaan pondasi yang harus diperhatikan:
 
 Dasar pondasi harus mempunyai lebar yang cukup dan harus diletakkan pada
    lapisan tanah asli yang keras. 
 Harus dihindarkan memasang pondasi sebagian pada tanah keras dan sebagian
    pada tanah lembek. 
 Pondasi harus dipasang menerus di bawah seluruh dinding bangunan dan di
    bawah kolom-kolom pendukung yang berdiri bebas. 
 Apabila digunakan pondasi setempat, pondasi-pondasi tersebut harus
    dirangkaikan satu dengan lainnya menggunakan balok pengikat (balok sloof
    kopel). 
 Pondasi harus dibuat dari bahan yang awet berada di dalam tanah dan kuat
    menahan gaya-gaya yang bekerja padanya terutama gaya desak. 
 Apabila lapisan tanah keras tidak sama dalamnya, tapi untuk seluruh panjang
    pondasi dasarnya harus tetap diletakkan pada kedalaman yang sama. 

Beberapa macam jenis pondasi yang dapat dipakai untuk bangunan rumah adalah 
sebagai berikut:

1.Pondasi Umpak
Pondasi umpak dipakai untuk bangunan sederhana yang umumnya dibuat dari rangka
kayu dengan dinding dari papan atau anyaman bamboo. 
Pondasi umpak dipasang di bawah setiap tiang-tiang penyangga. Tiang-tiang ini satu
dan lainnya saling dihubungkan dengan balok-balok kayu yang dipasang dibagian
bawah tiang yang juga untuk menumpu papan-papan lantainya, dan dibagian atas tiang
yang menyatu dengan rangka atapnya. Untuk memelihara keawetan kayu-kayunya,
pondasi umpak dibuat sampai keluar dari permukaan tanah setinggi ± 1.00 m.

2.Pondasi Menerus
Pondasi menerus yang juga disebut pondasi langsung adalah jenis pondasi yang banyak
dipakai untuk bangunan rumah yang tidak bertingkat. Untuk seluruh panjang, jenis
pondasi ini mempunyai ukuran yang sama besar dan terletak pada kedalaman yang
sama. Oleh karena itu untuk memasang pondasi menerus lebih dahulu harus dibuatkan
galian tanahnya dengan kedalaman yang sama. Yang kemudian dipasang profil-profil
untuk memasang pondasi sehingga diperoleh bentuk yang direncanakan. 
Pondasi menerus dapat dibuat dari pasangan bata, dengan lebar dasar 2 – 3 kali tebal
pasangan bata untuk dindingnya, tapi biasanya hanya bangunan yang kecil saja. 
Bahan pondasi yang dapat mendukung beban bangunan yang lebih besar dan banyak
dipakai adalah pasangan batu kali. Batu kali-batu kali ini diikat menjadi satu kesatuan
yang erat dan kuat dengan adukan perekat dari campuran 1 kp: 1 pc : 5 ps. Sebelum
pasangan batu kali dibuat, bagian bawahnya diberi urug pasir setebal 20 cm dan batu
kosongan satu lapis. Kemudian setelah pasangan batu kali selesai dikerjakan, lobang
sisa di kanan kirinya diurug dengan pasir. 
Untuk kondisi tanah yang sangat lembek, pondasi menerus ini dapat dibuat dari
konstruksi beton bertulang berupa balok sloof memanjang dengan bagian bawahnya
diperlebar menjadi plat.

3.Pondasi  Setempat
Kadang-kadang sering dijumpai lapisan tanah keras letaknya ada pada kedalaman lebih
dari 1,50 m dari permukaan tanah setempat. Bila digunakan pondasi menerus akan
sangat mahal dan tidak efisien lagi. Untuk keadaan ini dapat dipakai jenis pondasi yang
dibuat di bawah kolom-kolom pendukung bangunan, disebut pondasi setempat. Jadi
yang merupakan pondasi utama pendukung bangunan adalah pondasi setempat. Semua
beban bangunan yang diterima kolom-kolom pendukung langsung dilimpahkan
padanya.
Pada pemakaian pondasi setempat ini masih tetap diperlukan adanya pondasi menerus,
tetapi fungsinya tidak mendukung beban bangunan melainkan untuk tumpuan mencor
balok sloof. Ukuran dan bentuk pondasi menerus dibuat lebih kecil dan letaknya tidak
perlu sama dalam dengan pondasi setempat (pondasi utama).  

Pondasi setempat dapat dibuat bentuk: 
 Pondasi Pilar dibuat dari pasangan batu kali berbentuk kerucut terpancung.
 Pondasi Sumuran dibuat dengan cara menggali tanah berbentuk bulat sampai 
    kedalaman tanah keras, kemudian diisi adukan beton tanpa tulangan dan batubatu
    besar.
 Pondasi Telapak, dibuat dari konstruksi beton bertulang berbentuk plat persegi
   disebut juga “voetplat”. 

a. cara menghitung ukuran pondasi

   Untuk bangunan tidak bertingkat tidak disyaratkan adanya hitungan konstruksi
   untuk rangka bangunan dan rangka atapnya tapi untuk pondasinya harus tetap
   dilakukan hitungan konstruksi untuk menentukan kekuatannya. 
   Hitungan pondasi harus dibuat dan direncanakan pada keadaan yang paling aman bagi
   konstruksi bangunan tersebut, artinya beban bangunan yang dipakai harus yang 
   terbesar dan sebaliknya kekuatan daya dukung tanah di bawah pondasi dipakai yang 
   terkecil.

                               P
Rumus Pondasi =⇁⇁
                              σ t

Keterangan:

P = Beban bangunan yang didukung oleh pondasi, yaitu:

1. Berat pasangan bata termasuk kolom praktisnya 
2. Berat Atap
3. Berat Plafond
4. Berat Balok Sloof, dan Balok Keliling Atas
5. Berat sendiri Pondasi
6. Berat tanah di atas Pondasi 
Untuk menghitung berat konstruksi dari bangunan dan bahannya, dipakai Peraturan 
Muatan Indonesia, NI – 18. 

Berat pasangan bata dengan perekat 1kp : 1pc : 2ps adalah 1.700 kg/m3. Bila dipakai 
perekat 1pc : 2ps : beratnya 2.000kg/m3. Untuk pasangan bata dengan perekat
campuran kapur dan semen atau sebagian pakai perekat kapur dan sebagian lagi
dengan perekat semen dapat dipakai berat rata-rata = 1.800 kg/m3. Berat ini sudah
termasuk plesterannya, jadi tebal pasangan bata yang dipakai adalah: 

 15 cm untuk pasangan ½ batu
 30 cm untuk pasangan 1 batu 
Kurang dari ukuran tersebut, Kolom praktis dapat dianggap sebagai berat pasangan  
bata.  
Untuk balok sloof dan balok keliling dari konstruksi beton bertulang dipakai berat =
2.400 kg/m3. 
Penutup atap dari genteng+usuk+reng = 50 kg/m2, bila termasuk gordingnya dipakai
berat = 110 kg/m2. 
Penutup atap sirap+usuk+reng = 40 kg/m2. 
Penutup asbes+gording = 50 kg/m2. 

Berat kuda-kuda kayu = 60 kg/m. 
Berat plafond eternit+penggantung = 20 kg/m2. 
Berat pondasi batu kali = 2.200 kg/m3. 
Tanah kering – udara lembab = 1.700 kg/m3, tanah basah = 2.000 kg/m3, berat ini
berlaku juga untuk pasir. 
Berat lantai tidak diperhitungkan sebagai beban pondasi karena langsung didukung  
oleh tanah di bawahnya. 
σt = kemampuan daya dukung tanah yang diijinkan untuk dipakai mendukung beban  
bangunan di atasnya. 
Apabila tidak dilakukan penyelidikan tanah untuk mengetahui kekuatannya, maka  
daya dukung tanah yang boleh dipakai sebesar-besarnya adalah 1 kg/cm2 (= 10 t/m2).  
Kemampuan daya dukung tanah yang dipakai adalah yang terletak langsung di bawah  
pondasi. 

F = ukuran luas dasar pondasi yang direncanakan akan dipakai. Untuk ukuran bagian  
tas pondasi: 
 ½ batu minimum = 20 cm
 1  batu minimum = 30 cm 

Untuk pondasi menerus hanya ditinjau setiap 1 m panjang pondasi, jadi yang  
dimaksud F disini adalah = lebar pondasi x 1 m. Misalnya: 
 Beban bangunan setiap m panjang (P) = 5 t/m2 
 Daya dukung tanah yang diijinkan (σt) = 0,8 kg/m2 (= 8 t/m2). 

F pondasi = 5/8 = 0,625 


B.MACAM-MACAM PONDASI

Konstruksi pondasi ini merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung dan sangat
penting karena sangat menentukan kekokohan bangunan.  
 
Pengetahuan dasar mengenai konstruksi pondasi akan sangat membantu dalam penggambaran
konstruksi pondasi atau bagaimana melaksanakan praktik pembuatan pondasi sesuai dengan
aturan yang berlaku.  
 
Pondasi merupakan elemen bangunan yang sangat penting, karena digunakan sebagai
landasan dari bangunan di atasnya. Dan menjamin mantapnya kedudukan bangunan. Pondasi
tidak boleh sama sekali mengalami perubahan kedudukan atau bergerak, dalam arti bergerak
secara mendatar ataupun tegak.

Untuk merencanakan suatu pondasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 
a. Konstruksi harus kuat dan kokoh untuk mendukung bangunan di atasnya.
b. Berat sendiri bangunan termasuk berat pondasinya.
c. Beban berguna
d. Bahan yang dipakai untuk konstruksi pondasi harus tahan lama dan tidak mudah 
    hancur, sehingga diharapkan bila terjadi kehancuran bukan karena pondasinya yang
    tidak kuat. 
e. Hindarkan pengaruh dari luar, misalnya kondisi dari air tanah maupun cuaca baik
    panas maupun dingin. 
f. Pondasi harus terletak pada dasar tanah yang keras, sehingga kedudukan pondasi
    tidak mudah bergerak baik ke samping, ke bawah maupun terguling.
g. Pondasi yang menerima beban berbeda harus dibuat terpisah. 
 
Pada garis besarnya pondasi dapat dibagi menjadi 2 jenis: 
 
a.  Pondasi langsung yaitu apabila pondasi tersebut langsung di atas tanah keras.
b.  Pondasi tidak langsung yaitu apabila pondasi tersebut terletak di atas suatu rangkaian 
     yang menghubungkan dengan lapisan tanah keras. 
 
Pondasi langsung digunakan apabila tanah keras bagian dalam mencapai kedalaman kurang
lebih 1 meter. Ini tidak lain karena daya dukung pada dasar tanah dasar pada umumnya lebih
kecil dari daya dukung pasangan badan pondasi. Untuk memperkecil beban per-satuan luas
pada tanah dasar, lebar pondasi dibuat lebih lebar dari pada tebal dinding tembok di atasnya.
Dan untuk lebih menghemat, bentuk pondasi dibuat dalam bentuk trapesium. Di samping itu
untuk memenuhi persyaratan agar tidak terpengaruh cuaca sebaiknya kedalaman pondasi dari
permukaan tanah kurang lebih 80 cm. 

1.Pondasi Pasangan Batu Kali
Pondasi yang bahannya dari batu kali sangat cocok, karena bila batu kali ditanam dalam tanah
kualitasnya tidak berubah. Dan pada umumnya bentuk pondasi batu kali dibuat trapesium
dengan lebar bagian atas paling sedikit 25 cm. Dibuat selebar 25 cm, karena bila disamakan
dengan lebar dinding dikhawatirkan dalam pelaksanaan pemasangan pondasi tidak tepat dan
akan sangat mempengaruhi kedudukan dinding pada pondasi sehingga dapat dikatakan
pondasi tidak sesuai lagi dengan fungsinya. Sedangkan untuk lebar bagian bawah trapesium
tergantung perhitungan dari beban di atasnya, tetapi pada umumnya dapat dibuat sekitar 70 –
80 cm
Batu kali yang dipasang hendaknya sudah dibelah dahulu besarnya kurang
lebih 25 cm, ini dengan tujuan agar tukang batu mudah mengatur dalam
pemasangannya, di samping kalau mengangkat batu tukangnya tidak merasa
berat, sehingga bentuk pasangan menjadi rapi dan kokoh. 
 
Pada dasar konstruksi pondasi batu kali diawali dengan lapisan pasir setebal
5 – 10 cm guna meratakan tanah dasar, kemudian dipasang batu dengan
kedudukan berdiri (pasangan batu kosong) dan rongga-rongganya diisi pasir
secara penuh sehingga kedudukannya menjadi kokoh dan sanggup
mendukung beban pondasi di atasnya. Susunan batu kosong yang sering
disebut aanstamping dapat berfungsi sebagai pengaliran (drainase) untuk
mengeringkan air tanah yang terdapat disekitar pondasi. 
 
Agar pasangan bahan pondasi tidak mudah rusak atau basah akibat air
tanah, maka bidang pada badan pondasi diplester kasar (beraben) setebal ±
1.5 cm dengan adukan seperti spesi yang dipakai pada pasangan. . 

Bila pada lapisan dasar tanah untuk pondasi mengandung pasir atau cukup
kering maka tidak diperlukan pasangan batu kosong tetapi cukup dengan
lapisan pasir sebagai dasar dengan ketebalan ± 10 cm yang sudah
dipadatkan. Lapisan ini dapat berfungsi sebagai alat pengaliran atau
pengeringan (drainase).


2.Pondasi Batu Bata
Pondasi ini dibuat dari bata merah yang disusun secara teratur dan bertangga yang bentuknya
merupakan empat persegi panjang dan tiap-tiap tangga terdiri dari 3-4 lapis. Apabila tiap-tiap
ujung tangga dihubungkan akan merupakan trapesium yang tetap memenuhi syarat pondasi. 

Pemasangan bata diatur dan disusun yang tetap memenuhi persyaratan ikatan bata, tiap-tiap
lapisan dihubungkan dengan perekat/spesi. 
Spesi ini dapat dibuat dari campuran, yang untuk tanah yang tidak
mengandung air, dibuat dari: 
 1 kapur : 1 Semen merah : 1 Pasir atau 
 1 kapur : 1 Semen merah : 2 Pasir, 
Sedangkan untuk tanah yang mengandung air dibuat dari campuran: 
 1 Pc : 4 Pasir atau 1 Pc : 5 Tras 

1 Pc : ½ Kapur : 5 Pasir 
Sebagai lantai kerja dibuat dari lapisan pasir yang dipadatkan setelah 10 cm,
lapisan ini berfungsi pula sebagai lapisan perbaikan tanah dasar.  
  
Pondasi ini dapat dibuat dilahan yang mempunyai kondisi tanah dengan
tanah keras yang tidak dalam/dangkal. Biasanya bangunan yang
menggunakan pondasi batu bata, bangunannya hanya berlantai satu,
dikarenakan pondasi batu bata tidak kuat menahan beban apabila
bangunannya berlantai banyak.   


Sekian sobat artikel Cara Menggambar Pondasi, semoga bermanfaat ..
see you next time.....




 
   

        

No comments

Powered by Blogger.