Teknik Membuat Gambar Kerja Desain Interior
Teknik Membuat Gambar Kerja Desain Interior-Hallo sobat,, jumpa lagi kali ini bersama mimin alias admin,kali ini mimin akan membahas artikel masalah ''Teknik Membuat Gambar Kerja Desain Interior'' ni sobb,, dalam gambar kerja desain interior sangat di perlukan Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika gambar teknik disebut juga "bahasa teknik". Kompetensi dibidang ini tentu harus dimiliki oleh siapa saja yang berkecimpung di bidang desain.
Melalui artikel ini,sobat dapat mempelajari standardisasi gambar yang terdapat dalam gambar teknik desain interior. Disini mimin akan memberitahukan cara cara skala yang benar perbandingan ukuran gambar dengan ukuran sebenarnya teknik teknik penggambaran dinding,potongan dan kusen.
I. SKALA
: Perbandingan
: perbandingan ukuran gambar dengan ukuran sebenarnya
Misal: SKALA 1 : 20
Artinya: 1 cm di atas kertas sama dengan 20 cm ukuran sebenarnya
1:1 1:2 1:5 1:10 1:20 1:50 1:100 1:200 1: 500 dst
: skala yang dipakai umumnya merupakan perbandingan yang
mudah karena bisa dihitung tanpa menggunakan alat
penghitung.
1:2 → Digunakan pada Gambar Detail Konstruksi dan
1:5 Motif
1:10 → Digunakan pada Gambar Kerja Perabot/Desain
Mebel
1:20 → Digunakan pada Gambar Kerja satu ruangan
1:50 → Digunakan pada Gambar Denah seluruh
1:100 bangunan
Sekian sobat artikel Teknik Membuat Gambar Kerja Desain Interior, semoga bermanfaat ..
Melalui artikel ini,sobat dapat mempelajari standardisasi gambar yang terdapat dalam gambar teknik desain interior. Disini mimin akan memberitahukan cara cara skala yang benar perbandingan ukuran gambar dengan ukuran sebenarnya teknik teknik penggambaran dinding,potongan dan kusen.
I. SKALA
: Perbandingan
: perbandingan ukuran gambar dengan ukuran sebenarnya
Misal: SKALA 1 : 20
Artinya: 1 cm di atas kertas sama dengan 20 cm ukuran sebenarnya
- Skala yang lazim dipakai pada pembuatan Gambar kerja:
1:1 1:2 1:5 1:10 1:20 1:50 1:100 1:200 1: 500 dst
: skala yang dipakai umumnya merupakan perbandingan yang
mudah karena bisa dihitung tanpa menggunakan alat
penghitung.
- Penggunaan Skala:
1:2 → Digunakan pada Gambar Detail Konstruksi dan
1:5 Motif
1:10 → Digunakan pada Gambar Kerja Perabot/Desain
Mebel
1:20 → Digunakan pada Gambar Kerja satu ruangan
1:50 → Digunakan pada Gambar Denah seluruh
1:100 bangunan
II. PENGUKURAN LUAS RUANGAN
Ukuran 300x250 pada gambar diatas merupakan ukuran arsitektural,
karena diukuran dari as atau garis tengah dinding bangunan.
Padahal pada waktu kita mendesain interior, ukuran yang kita butuhkan
adalah ukuran bersih /netto ruangan tersebut.
Oleh karena itu, kita harus mengurangi ukuran tersebut masing-masing
pada dinding 7.5 cm, jadi total ukuran bersih / netto ruangan yang
berukuran 300x250 adalah 285 x 235
III. DINDING
A. Teknis Menggambar Dinding
1. Penggambaran Denah dinding
- Standar Tebal dinding batu bata : 15 cm
- Untuk gambar dengan skala 1:50 atau lebih besar harus digambar
lengkap seperti berikut ini.
- Perbedaan tebal tipis garis akan menghidupkan gambar sehingga
tidak berkesan datar dan monoton.
- Jarak antar dua garis miring simbol batu bata disesuaikan dengan
skalanya, jika menggunakan skala 1:20 kira-kira 2 cm
- Untuk skala 1:100 atau skala yang lebih kecil lagi (1:200, 1:300 dsb)
cukup ditebalkan tengahnya saja karena terlalu kecil
- Teknis Menggambar Kolom Beton
Kolom merupakan konstruksi penguat dinding yang terletak di bagian
sudut pertemuan antar dinding. Di dalamnya terdapat besi beton yang
dikuatkan dengan cor semen.
Ukuran standar kolom 15x15
Pada dinding yang memanjang, idealnya setiap 3 m terdapat kolom
beton agar konstruksi dinding cukup kuat menyangga beban baik dari
arah vertikal maupun horizontal.
2. Penggambaran Potongan Dinding
- Standar tinggi dinding 300 cm/3m (ukuran minimal).Bisa lebih tinggi
tergantung 300 gaya maupun suasana ruang yang diinginkan)
- Penggambarannya sama dengan denah dinding, perbedaannya
terletak pada posisinya yang vertikal seperti dibawah ini.
IV. TEKNIS PENGGAMBARAN PINTU
Ukuran standar pintu :
Tinggi pintu : 200 cm/2 m
Lebar daun pintu : 80 cm → Boleh lebih tapi tidak
Ukuran Kusen : lebar : 6cm boleh kurang
Tebal : 10 cm - 12cm
Denah Pintu Satu Bukaan
Tinggi pintu : 200 cm/2 m → bisa lebih tp tidak bisa kurang
Lebar daun pintu : 80 cm
Kusen pintu : lebar 6 cm
Tebal 12 cm
Penggambaran garis bukaan pintu bertujuan untuk menandai area
yang harus bebas dari perabot apapun karena akan mengganggu
pergerakan pintu saat dibuka maupun ditutup.
a. Pintu Dua Bukaan
- Lebar daun pintu masing-masing bisa sama atau salah satu
lebih besar.
- Lebar Daun pintu dua bukaan masing2 bisa 60 cm, 70cm, 80
cm atau 100 cm
Daun pintu dua bukaan dg salah satu daun pintu lebih besar:
- 40 cm dan 80 cm,
- 60 cm dan 80 cm dsb, DSB:
Contoh tampak depan pintu dua bukaan dengan ukuran lebar daun pintu yg
berbeda
b. Pintu Dorong/ Sliding Door
Tinggi : 200 cm atau lebih
Lebar : 80 cm atau lebih
c. Pintu Kupu
Ukuran sama dengan pintu dua bukaan, dengan bukaan dari dua arah
Biasanya digunakan untuk pintu bangunan umum yang ber AC sehingga
ruangan harus selalu tertutup , misalnya : BANK, Perkantoran dan
sebagainya.
Dua arah bukaan akan memudahkan pengunjung dari dalam maupun
luar untuk membuka pintu dari segala arah (dapat disorong maupun
ditarik).
d. Pintu Lipat
e. Pintu yang menyatu dengan Jendela
3. Teknis Penggambaran Jendela
Ukuran jendela yang lazim:
Tinggi maksimal sama dengan tinggi pintu
Tinggi ambang bawah jendela dari lantai: 0 cm – 80 cm
4. Teknis Penggambaran Boven
:jendela kecil yang berfungsi sebagai ventilasi udara
Ukuran Boven :
- 40 cm x 60 cm (minimal) untuk boven yang berdiri sendiri (bisa lebih)
misal :Boven kamar mandi
contoh:
Boven yang menjadi satu dengan pintu:
lebar sama dengan pintunya
tinggi : 40-60 cm
see you next time.....
No comments