Mengidentifikasi Muatan / Beban Sebagai gaya Pada Statika Bangunan
Mengidentifikasi Muatan / Beban Sebagai gaya Pada Statika Bangunan-Hallo sobat,, jumpa lagi bersamama mimin alias admin sob,,kali ini mimin akan membahas artikel "Mengidentifikasi Muatan / Beban Sebagai gaya Pada Statika Bangunan". Pembebanan pada konstruksi bangunan telah diatur diatur pada Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) tahun 1983 ataupun pada
Peraturan Muatan Indonesia tahun 1970. Oleh karena itu lebih mendalam dalam
pemahaman tentang muatan/beban dan akan diuraikan sebagai berikut :
a. Muatan/Beban menurut bentuknya.
Dilihat dari bentuk beban / muatan pada konstruksi bangunan dapat dibagi
menjadi beberapa macam :
1) Muatan /beban terpusat atau muatan/beban titik.
Muaan titik adalah muatan yang luas singgung sangat kecil, misalnya
tekanan pada kereta api pada relnya atau tekanan ban mobil jalan.
Tekanan roda kereta api pada rel.
Tekanan ban mobil pada jalan raya.
Penulisan muatan/beban dan satuannya adalah : P = 200 kg
P = 5 ton
P = 10 KN dan seterusnya
2) Muatan/beban merata
Muatan merata adalah muatan yang luas singgungnya merata, dengan luas
singgung yang tak boleh diabaikan. Contoh : plat lantai, balok beton dan
tekanan tembok pada balok beton.
Penulisan muatan / beban dan seterusnya adalah :
Untuk lantau q = 200 kg/m2
Untuk balok q = 1 ton/m
q = 1 KN/m dan seterusnya
3) Muatan/beban tidak terbagi rata
Muatan tidak terbagi rata adalah muatan yang luas singgungnya merata tapi
muatannya tidak terbagi rata.
Contoh : muatan/beban dari tekan air pada dinding bak air atau tekanan air
pada pintu air.
Tekanan air pada dinding bak atau pada ointu air tidak terbagi rata
(merupakan tekanan segitiga) yang dimulai dari bagian atas kecil tak
terhingga dan semakin ke bawah semakin besar.
Penulisan muatan / bebandan satuannya adalah :
q = 2000 kg/m2
q = 2 ton/m2
q = 2 kn/m2
b. Muatan/beban menurut cara kerjanya dibedakan menjadi sebagai berikut :
1) Muatan.beban langsung, yaitu suatu beban yang bekerja langsung pada
suatu bagian konstruksi tanpa perantara konstruksi lain.
2) Muatan/beban tak langsung, yaiu suatu beban yang bekerja dengan
perantara konstruksi lain.
Contoh : rangka meja dari kayu/besi dengan beban P pada balok sandaran
kaki FF.
P bekerja langsung pada balok EF
P bekerja tak langsung pada balok AB dan CD
Penulisan muatan/beban satuannya adalah :
P = 200 kg atau P = 2000 N
c. Muatan atau beban menurut sifatnya dibedakan sebagai berikut :
1) Muatan/beban mati (tetap) yaitu semua muatan yang berasal dari berat
bangunan dan atau unsur bangunan termasuk segala unsur tamabah tetap
yang merupakan satu kesatuannya dengannya.
2) Muatan/beban hidup (berguna) yaitu muatan yang tidak tetap kecuali muatan
angin, muatan gempa dan engaruh-pengaruh khusus.
3) Muatan angin yaitu semua muatan pada bangunan dan atau unsur
bangunan yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara (angin).
4) Muatan/beban gempa yaitu semua muatan/beban pada bangunan atau
unsur bangunan yang disebabkan oleh gempa.
5) Pengaruh-pengaruh khusus yaitu semua pengaruh terhadap bangunan dan
atau unsur bangunan yang diakibatkan oleh selisih suhu, pemasangan,
penurunan fondasi, sudut, gaya rem dan lain-lainnya.
Ketentuan-ketentuan tentang pembebanan :
1) Bangunan-bangunan harus diperhitungkan terhadap pembebanan-pembebanan
oleh :
Muatan mati dinyatakan dengan huruf a
Muatan hidup dinyatakan dengan huruf b
Muatan angin dinyatakan dengan huruf c
Muatan gempa dinyatakan dengan huruf d
Pengaruh-pengaruh khusus dinyatakan dengan huruf e.
2) Kombinasi pembebanan harus ditinjau sebagai berikut :
A. Kombinasi pembebanan tetap : atb
B. Kombinasi pembebanan sementara : a+b+c
a+b+d
C. Kombinasi pembebanan khusus : A+C
B+C
Berikut ini dicuplikkan beberapa beban / muatan pada bahan bangunan
1. Muatan mati
Bahan bangunan
- Pasir (kering udara) 1600 kg/m3
- Pasir (jenuh air) 1800 kg/m3
- Beton 2200 kg/m3
- Beton bertulang 2400 kg/m3
Konstruksi
- Dinding pasangan batu bata untuk :
- a. Satu batu 450 kg/m3
- b. Setengah batu 250 kg/m3
- Penutup atap genting dengan usuk, reng per m2 bidang atap 50 kg/m2
2. Muatan hidup
Atap bangunan :
- Atap rata dengan kemiringan tidak lebih 1 : 20 dan pelat luifel tidak digenngi
air, tidak datar 75/km2
- Dalam perhitungan reng, usuk/kasa, gording/gulung-gulung dan kuda-kuda
untuk semua atap harus diperhitungkan satu muatan terpusat sebesar
minimum 100 kg (berasal dari berat sedang pekerja)
Lantai bangunan :
- Lantai & tangga rumah tinggal 200 kg/m2
- Lanti sekolah, ruang kuliah 250 kg/m2
3. Muatan angin :
- Tekanan tiup diambil minimum 23 kg/m2
- Tekanan tiup di laut dan tepi laut sampai sejauh 5 km dari pantai, minimal 40
kg/m2
Contoh perhitungan beban :
1. Hitunglah berat seluruh balok beton bertulang dengan ukuran 20 cm + 30 cm
panjang 3 m yang terletak di atas tumpuan sendi dan rel seperti gambar di
bawah:
Jawaban :
- Berat sendiri beton bertulang q = 2400 kg/m3 (daftar)
- Berat seluruh balok beton bertulang = 0,20 m x 0,30 m x 3 m x 2400 kg/m3=
360 kg/m
2. Hitunglah berat sendiri balok beon bertulang dengan ukuran 30 cm x 50 cm.
Jawaban : berat sendiri balok = 0,30 m x 0,50 m x 240 kg/m3 = 3,6 KN/m= 360 kg/m3
Bila dikonversi ke dalam satuan internasional (SI) = 3600 N/m
Pada konstruksi bangunan, beban-beban yang diperhitungkan bukan hanya beban
mati saja seperti yang telah diuraikan di atas, tetapi dikombinasikan dengan beban
hidup yang disebut dengan pembebanan tetap, bahkan ada kombinasi yang lain
seperti dengan beban angin menjadi beban sementara.
Contoh :
Hitunglah beban yang bekerja pada balok beton bertulang dengan ukuran 30 cm x
50 cm, bila balok tersebut digunakan untuk menyangga ruang rumah tinggal
dengan luas lantai yang dipikul balok sebesar 2 m tiap panjang balok.
Catatan : beban lantai tidak dihitung.
Jawaban :
Beban akibat muatan hidup = 200 kg/m2 x 2 m = 400 kg/m
Berat sendiri balok = 0,30 m x 0,50 m x 2400 kg/m3 = 360 kg/m
Maka beban tetap yang bekerja pada balok adalah : 400 kg/m + 360 kg/m = 760
kg/m
Peraturan Muatan Indonesia tahun 1970. Oleh karena itu lebih mendalam dalam
pemahaman tentang muatan/beban dan akan diuraikan sebagai berikut :
a. Muatan/Beban menurut bentuknya.
Dilihat dari bentuk beban / muatan pada konstruksi bangunan dapat dibagi
menjadi beberapa macam :
1) Muatan /beban terpusat atau muatan/beban titik.
Muaan titik adalah muatan yang luas singgung sangat kecil, misalnya
tekanan pada kereta api pada relnya atau tekanan ban mobil jalan.
Tekanan roda kereta api pada rel.
Tekanan ban mobil pada jalan raya.
Penulisan muatan/beban dan satuannya adalah : P = 200 kg
P = 5 ton
P = 10 KN dan seterusnya
2) Muatan/beban merata
Muatan merata adalah muatan yang luas singgungnya merata, dengan luas
singgung yang tak boleh diabaikan. Contoh : plat lantai, balok beton dan
tekanan tembok pada balok beton.
Penulisan muatan / beban dan seterusnya adalah :
Untuk lantau q = 200 kg/m2
Untuk balok q = 1 ton/m
q = 1 KN/m dan seterusnya
3) Muatan/beban tidak terbagi rata
Muatan tidak terbagi rata adalah muatan yang luas singgungnya merata tapi
muatannya tidak terbagi rata.
Contoh : muatan/beban dari tekan air pada dinding bak air atau tekanan air
pada pintu air.
Tekanan air pada dinding bak atau pada ointu air tidak terbagi rata
(merupakan tekanan segitiga) yang dimulai dari bagian atas kecil tak
terhingga dan semakin ke bawah semakin besar.
Penulisan muatan / bebandan satuannya adalah :
q = 2000 kg/m2
q = 2 ton/m2
q = 2 kn/m2
b. Muatan/beban menurut cara kerjanya dibedakan menjadi sebagai berikut :
1) Muatan.beban langsung, yaitu suatu beban yang bekerja langsung pada
suatu bagian konstruksi tanpa perantara konstruksi lain.
2) Muatan/beban tak langsung, yaiu suatu beban yang bekerja dengan
perantara konstruksi lain.
Contoh : rangka meja dari kayu/besi dengan beban P pada balok sandaran
kaki FF.
P bekerja langsung pada balok EF
P bekerja tak langsung pada balok AB dan CD
Penulisan muatan/beban satuannya adalah :
P = 200 kg atau P = 2000 N
c. Muatan atau beban menurut sifatnya dibedakan sebagai berikut :
1) Muatan/beban mati (tetap) yaitu semua muatan yang berasal dari berat
bangunan dan atau unsur bangunan termasuk segala unsur tamabah tetap
yang merupakan satu kesatuannya dengannya.
2) Muatan/beban hidup (berguna) yaitu muatan yang tidak tetap kecuali muatan
angin, muatan gempa dan engaruh-pengaruh khusus.
3) Muatan angin yaitu semua muatan pada bangunan dan atau unsur
bangunan yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara (angin).
4) Muatan/beban gempa yaitu semua muatan/beban pada bangunan atau
unsur bangunan yang disebabkan oleh gempa.
5) Pengaruh-pengaruh khusus yaitu semua pengaruh terhadap bangunan dan
atau unsur bangunan yang diakibatkan oleh selisih suhu, pemasangan,
penurunan fondasi, sudut, gaya rem dan lain-lainnya.
Ketentuan-ketentuan tentang pembebanan :
1) Bangunan-bangunan harus diperhitungkan terhadap pembebanan-pembebanan
oleh :
Muatan mati dinyatakan dengan huruf a
Muatan hidup dinyatakan dengan huruf b
Muatan angin dinyatakan dengan huruf c
Muatan gempa dinyatakan dengan huruf d
Pengaruh-pengaruh khusus dinyatakan dengan huruf e.
2) Kombinasi pembebanan harus ditinjau sebagai berikut :
A. Kombinasi pembebanan tetap : atb
B. Kombinasi pembebanan sementara : a+b+c
a+b+d
C. Kombinasi pembebanan khusus : A+C
B+C
Berikut ini dicuplikkan beberapa beban / muatan pada bahan bangunan
1. Muatan mati
Bahan bangunan
- Pasir (kering udara) 1600 kg/m3
- Pasir (jenuh air) 1800 kg/m3
- Beton 2200 kg/m3
- Beton bertulang 2400 kg/m3
Konstruksi
- Dinding pasangan batu bata untuk :
- a. Satu batu 450 kg/m3
- b. Setengah batu 250 kg/m3
- Penutup atap genting dengan usuk, reng per m2 bidang atap 50 kg/m2
2. Muatan hidup
Atap bangunan :
- Atap rata dengan kemiringan tidak lebih 1 : 20 dan pelat luifel tidak digenngi
air, tidak datar 75/km2
- Dalam perhitungan reng, usuk/kasa, gording/gulung-gulung dan kuda-kuda
untuk semua atap harus diperhitungkan satu muatan terpusat sebesar
minimum 100 kg (berasal dari berat sedang pekerja)
Lantai bangunan :
- Lantai & tangga rumah tinggal 200 kg/m2
- Lanti sekolah, ruang kuliah 250 kg/m2
3. Muatan angin :
- Tekanan tiup diambil minimum 23 kg/m2
- Tekanan tiup di laut dan tepi laut sampai sejauh 5 km dari pantai, minimal 40
kg/m2
Contoh perhitungan beban :
1. Hitunglah berat seluruh balok beton bertulang dengan ukuran 20 cm + 30 cm
panjang 3 m yang terletak di atas tumpuan sendi dan rel seperti gambar di
bawah:
Jawaban :
- Berat sendiri beton bertulang q = 2400 kg/m3 (daftar)
- Berat seluruh balok beton bertulang = 0,20 m x 0,30 m x 3 m x 2400 kg/m3=
360 kg/m
2. Hitunglah berat sendiri balok beon bertulang dengan ukuran 30 cm x 50 cm.
Jawaban : berat sendiri balok = 0,30 m x 0,50 m x 240 kg/m3 = 3,6 KN/m= 360 kg/m3
Bila dikonversi ke dalam satuan internasional (SI) = 3600 N/m
Pada konstruksi bangunan, beban-beban yang diperhitungkan bukan hanya beban
mati saja seperti yang telah diuraikan di atas, tetapi dikombinasikan dengan beban
hidup yang disebut dengan pembebanan tetap, bahkan ada kombinasi yang lain
seperti dengan beban angin menjadi beban sementara.
Contoh :
Hitunglah beban yang bekerja pada balok beton bertulang dengan ukuran 30 cm x
50 cm, bila balok tersebut digunakan untuk menyangga ruang rumah tinggal
dengan luas lantai yang dipikul balok sebesar 2 m tiap panjang balok.
Catatan : beban lantai tidak dihitung.
Jawaban :
Beban akibat muatan hidup = 200 kg/m2 x 2 m = 400 kg/m
Berat sendiri balok = 0,30 m x 0,50 m x 2400 kg/m3 = 360 kg/m
Maka beban tetap yang bekerja pada balok adalah : 400 kg/m + 360 kg/m = 760
kg/m
Sekian sobat artikel Mengidentifikasi Muatan / Beban Sebagai gaya Pada Statika Bangunan, semoga bermanfaat ..
see you next time.....
Gajelas
ReplyDeletebego
DeleteTerima kasih
ReplyDelete